Artikel ini mengulas perang antar keluarga mafia dari masa klasik hingga era modern. Pelajari bagaimana konflik internal antara keluarga Cosa Nostra, Camorra, dan ‘Ndrangheta memicu pertumpahan darah, perebutan kekuasaan, serta dampaknya terhadap struktur kejahatan terorganisir dan keseimbangan kekuasaan di dunia kriminal internasional.
Perang Antar Keluarga Mafia: Perebutan Kekuasaan di Dunia Gelap
Perang antar keluarga mafia merupakan bagian paling brutal dari sejarah kejahatan terorganisir. Di balik kekayaan, kekuasaan, dan loyalitas, dunia mafia juga dipenuhi dengan pengkhianatan, dendam, dan pertumpahan darah.
Sejak abad ke-19 hingga era modern, konflik antar keluarga mafia tidak hanya terjadi di jalanan Sicilia, tetapi juga di New York, Napoli, hingga Amerika Selatan. Artikel ini akan membahas penyebab, tokoh, dan dampak besar dari perang antar keluarga mafia terhadap dunia kriminal dan masyarakat umum.
1. Awal Mula Konflik dalam Dunia Mafia
Sejarah perang antar keluarga mafia berakar dari sifat dasar organisasi itu sendiri: perebutan wilayah dan kekuasaan.
Di Sicilia, sejak lahirnya Cosa Nostra pada abad ke-19, keluarga mafia terbentuk berdasarkan wilayah kekuasaan. Setiap keluarga menguasai daerah tertentu — lengkap dengan bisnis ilegal, jaringan, dan hukum internal.
Namun, ketika satu keluarga mencoba memperluas pengaruhnya ke wilayah lain, konflik tidak bisa dihindari. Pertarungan ini sering berubah menjadi perang terbuka yang melibatkan pembunuhan, sabotase, dan pengkhianatan.
Mafia memiliki aturan ketat tentang kehormatan dan batas wilayah, tetapi ketika keserakahan mengambil alih, perdamaian berubah menjadi peperangan.
2. Cosa Nostra dan Perang Berdarah di Sicilia
Cosa Nostra, organisasi mafia paling terkenal dari Italia, menjadi saksi dari berbagai perang antar keluarga mafia sepanjang abad ke-20.
Salah satu konflik paling berdarah adalah Perang Mafia Pertama (1962–1963) yang meletus akibat perebutan kendali atas perdagangan heroin dan jalur penyelundupan internasional.
Konflik ini melibatkan keluarga Greco, La Barbera, dan lainnya di Palermo. Dalam waktu singkat, lebih dari 60 orang terbunuh, termasuk anggota keluarga penting dan warga sipil.
Namun yang lebih mengerikan adalah Perang Mafia Kedua (1981–1983), dipimpin oleh Salvatore “Totò” Riina, kepala keluarga Corleonesi. Riina memimpin perang melawan keluarga Palermo dan rival lainnya, menewaskan lebih dari 1.000 orang dalam dua tahun.
Perang ini mengubah total struktur Cosa Nostra. Keluarga Corleonesi muncul sebagai penguasa baru, menggantikan generasi lama yang lebih diplomatis. Kekerasan mencapai puncaknya ketika mafia bahkan membunuh hakim, politisi, dan jurnalis yang menentang mereka.
3. Perang Antar Keluarga di Amerika Serikat: The Five Families
Ketika mafia Italia bermigrasi ke Amerika Serikat, mereka membawa sistem keluarga dan persaingan yang sama.
Di New York, The Five Families — Gambino, Genovese, Lucchese, Bonanno, dan Colombo — menguasai dunia kejahatan sejak 1930-an. Namun di balik kerja sama bisnis, ketegangan selalu mengintai.
Salah satu perang besar adalah Castellammarese War (1929–1931), perang antara dua bos besar: Joe Masseria dan Salvatore Maranzano. Konflik ini berakhir dengan kemenangan Maranzano, yang kemudian menciptakan struktur “Five Families.” Namun, ia sendiri kemudian dibunuh oleh Charles “Lucky” Luciano, yang menolak sistem feodal lama.
Luciano kemudian mendirikan The Commission, dewan nasional mafia Amerika yang berfungsi untuk mencegah perang antar keluarga mafia di masa depan. Namun, meski ada aturan baru, konflik tetap terjadi — terutama ketika kepentingan ekonomi dan kekuasaan dipertaruhkan.
4. Perang Mafia di Napoli dan Calabria
Selain Cosa Nostra, organisasi mafia lain di Italia juga mengalami konflik internal.
a. Camorra di Napoli
Camorra, yang lebih terfragmentasi dibanding Cosa Nostra, sering terlibat dalam perang antar klan. Setiap keluarga beroperasi secara independen, menyebabkan bentrokan terus-menerus.
Salah satu perang besar terjadi pada tahun 1980-an antara Nuova Camorra Organizzata (NCO) yang dipimpin oleh Raffaele Cutolo, melawan kelompok saingannya, Nuova Famiglia.
Pertempuran itu menewaskan ratusan orang dan mengubah lanskap kriminal di Napoli.
b. ‘Ndrangheta di Calabria
‘Ndrangheta dikenal lebih tertutup dan berbasis keluarga darah, namun mereka pun tidak lepas dari konflik.
Perang besar di Calabria pada tahun 1975–1977 menewaskan lebih dari 300 orang, sebagian besar karena perebutan kekuasaan di pelabuhan Reggio Calabria dan perdagangan narkoba.
5. Penyebab Utama Perang Antar Keluarga Mafia
Beberapa faktor utama yang menyebabkan perang antar keluarga mafia antara lain:
- Perebutan Wilayah: Setiap keluarga ingin memperluas daerah pengaruhnya.
- Bisnis Narkotika: Jalur distribusi dan pasar narkoba menjadi sumber konflik utama sejak 1970-an.
- Pengkhianatan Internal: Anggota yang berkhianat sering memicu perang balasan.
- Intervensi Politik: Ketika mafia terlibat dalam proyek publik, uang dan kekuasaan menjadi pemicu.
- Perubahan Generasi: Pemimpin muda yang ambisius sering menggulingkan generasi lama yang konservatif.
Semua faktor ini berpadu membentuk siklus kekerasan yang sulit dihentikan.
6. Dampak Perang Antar Keluarga Mafia terhadap Masyarakat
Konflik antar keluarga mafia tidak hanya menghancurkan organisasi mereka sendiri, tetapi juga berdampak besar bagi masyarakat umum.
- Meningkatnya angka pembunuhan dan kriminalitas.
- Ketakutan sosial karena warga sering menjadi korban salah sasaran.
- Kerusakan ekonomi lokal, karena bisnis sah terancam oleh kekerasan.
- Ketidakpercayaan terhadap hukum dan pemerintah.
Di Palermo pada 1980-an, misalnya, masyarakat hidup dalam ketakutan konstan. Setiap hari terjadi pembunuhan di jalanan, dan banyak keluarga kehilangan anggota karena salah berada di tempat dan waktu yang salah.
7. Peran Polisi dan Negara dalam Menghentikan Perang Mafia
Pemerintah Italia dan Amerika Serikat akhirnya menyadari bahwa perang antar keluarga mafia tidak bisa dibiarkan.
Di Italia, operasi besar-besaran dilakukan untuk memerangi mafia, termasuk Maxi Trial (1986–1992) yang dipimpin oleh hakim Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino.
Di Amerika, FBI meluncurkan program RICO Act (Racketeer Influenced and Corrupt Organizations Act) yang memungkinkan jaksa menjerat seluruh struktur organisasi mafia, bukan hanya pelaku individu.
Langkah-langkah ini secara signifikan menurunkan intensitas perang antar keluarga, meskipun mafia masih tetap eksis dalam bentuk yang lebih tersembunyi.
8. Strategi Perdamaian: Komisi dan Aliansi Gelap
Untuk mencegah perang yang merugikan bisnis, mafia kemudian menciptakan sistem “perdamaian internal.”
a. The Commission di Amerika Serikat
Dibentuk oleh Lucky Luciano pada tahun 1931, lembaga ini berfungsi seperti dewan direktur. Semua keputusan besar harus disetujui bersama.
b. Cupola di Italia
Cosa Nostra membentuk Cupola, semacam komisi regional yang mengatur urusan antar keluarga di Sicilia.
Meski sistem ini sempat efektif, konflik tetap muncul ketika salah satu pihak merasa diabaikan atau dikhianati. Dalam dunia mafia, kepercayaan adalah mata uang yang mudah hancur.
9. Perang Antar Generasi dalam Mafia Modern
Di era modern, perang antar keluarga mafia telah bergeser menjadi perang antar generasi.
Generasi lama yang berpegang pada kode kehormatan (omertà) mulai digantikan oleh anggota muda yang lebih brutal dan oportunistik. Mereka tidak segan menggunakan media sosial, senjata otomatis, atau jaringan digital untuk menguasai pasar.
Persaingan kini juga terjadi di dunia maya, termasuk dalam pencucian uang, kejahatan siber, dan perdagangan kripto ilegal.
Dengan cara ini, perang antar keluarga mafia terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman.
10. Kesimpulan: Perang yang Tak Pernah Benar-Benar Usai
Perang antar keluarga mafia adalah kisah klasik tentang keserakahan, kekuasaan, dan kehormatan yang salah arah.
Setiap generasi mafia mencoba membangun imperium mereka sendiri, tetapi pada akhirnya terjebak dalam siklus kekerasan yang sama.
Meski banyak keluarga hancur dan pemimpin mereka ditangkap, semangat persaingan dan perebutan kekuasaan tetap hidup di dunia bawah tanah.
Selama ada uang, wilayah, dan ambisi, perang antar keluarga mafia tidak akan pernah benar-benar berakhir — hanya berubah bentuk, mengikuti zaman dan teknologi yang terus berkembang.